Kolaborasi Nyata, Penyelamatan Hutan dan Peningkatan Nilai Ekonomi

Zeprin M Guru Besar Kimia dari Francis memaparkan hasil penelitianya tentag kandungan kimia Butter buah Tengkawang Desa Sahan.Zeprin M Guru Besar Kimia dari Francis memaparkan hasil penelitianya tentag kandungan kimia Butter buah Tengkawang Desa Sahan. (foto: Deman Huri/intankalimantan.org )
Zeprin M Guru Besar Kimia dari Francis memaparkan hasil penelitianya tentag kandungan kimia Butter buah Tengkawang Desa Sahan.Zeprin M Guru Besar Kimia dari Francis memaparkan hasil penelitianya tentag kandungan kimia Butter buah Tengkawang Desa Sahan. (foto: Deman Huri/intankalimantan.org )
banner 120x600

intankalimantan.org – Sabtu, 1 Desember 2018 Rektor Universitas Tanjungpura, Dekan Fahutan, Zeprin M Guru besar kimia dari Francis, dan beberapa Doktor Kimia UNTAN mengunjungi kawasan hutan adat pikul pangajid dan berdiskusi dengan masyarakat.

Ini merupakan Koloborasi nyata, Universitas, NGO, masyarakat adat dalam membuat derversifikasi produk dari turunan dari butter buah Tengkawang dari hasil Hutan Adat Pikul

Universitas Tanjungpura mengandeng langsung peneliti kimia ternama dari Francis Zeprim M. Langsung diminta oleh Rektor Universitas Tanjungpura Bapak Prof Dr. Thamrin Usman, Dan Dekan Fahutan UNTAN.

Dua setengah tahun lalu mereka berkunjung ke kawasan hutan adat Pangajit/pikul. Mereka mengunjungi pabrik pengelolaan buah Tengkawang menjadi butter, pabrik ala kadar berdinding kayu.

Rektor Universitas Tanjungpura, Dekan Fakultas Kehutanan, Guru Besar Kimia Francis berphoto di sekitar Pabri Penggelolaan Buah Tengkawang

Menjadi salah satu pusat belajar juga beberapa komunitas adat dari berbagai daerah yang paling inten dari Kabupaten Kapuas Hulu dampingan salah satu NGO ternama. Mereka harus menempuh ribuan kilo untuk belajar.

Nah, dari kunjungan dua tahun lalu memmbawa produk butter buah Tengkawang yang di cetak dalam bambu ke Universitas Tanjungpura dan Francis karena labnya lebih lengkap di sana.

Setelah di teliti kandungan kimianya oleh Mr Zeprin M dan beberapa Doktor kimia di Francis. Dia terkejut “Ini butter mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk perbaikan sel-sel kulit mati”.

“Ini harta Karun orang Borneo, khususnya masyarakat adat, maka, photo-photo hutan adat terpampang di kantor saya,” kata Zeprin dalam sambutanya.

Dia bersama pakar dari Francis dan Universitas Tanjungpura membuat Formulasi butter buah Tengkawang menjadi beberapa produk kosmetik Made and France.

Ya..saya sebagai pendamping komunitas adat merasa wow…sebuah peluang luar biasa untuk loncatan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

Dari kota mode Dunia produk turunan butter buah Tengkawang mulai di Produksi dan saatnya mengenalkan  kedunia.

“Ini dalam bentuk terimakasih kami kepada masyarakat adat yang telah menjaga hutan yang, kami membantu membuat produk-produk unggulan, tampa merusak hutan,” kata Bapak Rektor UNTAN.

UNTAN akan melanjutkan membangun kemitraan penggandaan bahan baku butter buah Tengkawang dengan masyarakat  masyarakat adat.

Nanti motto produk kita “Save The Forest,” kata bapak Rektor sambil Muharman produknya Oleo Green Made Ini France

Sudah ada beberapa Varian produk yang mereka buat dan sudah di pasarkan di Francis dan Untan, menurut Rektor UNTAN semua senat Guru Besar UNTAN membeli produk tersebut, dan hasilnya disumbangkan ke Masyarakat adat untuk mempoles pabrik dan menanam kembali pohon Tengkawang.

“Nanti akan di masukkan produk berbahan dasar dari buah Tengkawang,”.

Komitmen bersama mendukung pengelolaan buah tengkawang menjadi butter dengan Rektor Universitas Tanjungpura, Dekan Fahutan, Zeprin M dan Intan

Kini pabrik pengelolaan buah Tengkawang sudah lebih baik menggunakan, beton, lantai proslen, ber AC mengikuti standar Food Security dan Kosmetik Security atas saran beberapa pengusaha kosmetik besar yang berkunjung ke lokasi agar produk dari kawasan hutan adat pikul diserap oleh perusahaan kosmetik.

Dengan bantuan Samdhana Institut cita-cita masyarakat tercapai. Kini, merekapun tidak perlu wawasan mengelola kawasan hutan adatnya, karena bapak Presiden Jokowi telah memberi SK Kementerian lingkungan dan kehutan nomor 1300 tahun 2018 di Instana Kepresidenan pada tanggal 20 September 2018. SKnyapun Sepajang masa.

Sebelum meninggal lokasi mereka melihat tanaman Meranti dan durian yang dua tahun lalu mereka tanam. “Hutan dijaga, maka masyarakat sejahtera,”.  (Dhg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *