Margarin tengkawang salah satu produk senyawa kimia organi dari buah tengkawang |
intankalimantan.org – Bicara hutan, pasti pikiran kita hanya pada pemikiran keberadaan ekosistem floran dan fauna saja. Namun, sesungguhnya di balik adanya kekayaan flora dan fauna. Hutan sangat berkontribusi besar dalam menyediakan senyawa kimia alam yang sangat bermamfaat bagi kehidupan manusia.
Fungsi ekonomin, sosial dan ekologi lebih mendominasi pengetahuan masyarakat tentang hutan. Padahal fungsi kimia tanaman hutan sangat banyak bermafaat bagi kepentingan kehidupan manusia.
Pemikiran mengutamankan fungsi ekonomi, ekologis dan sosial memang tidak bisa dihindari, karena selama ini ilmu – ilmu kimia hutan sangat kurang familiar di masyarakat, mungkin karena masih sedikitnya hasil-hasil riset pengetahuan kimia hutan yang di publish atau dibaca oleh masyarakat dan dianggap dianggap relatif rumit.
Sebenarnya kehidupan manusia tidak bisa di lepaskan dari senyawa kimia yang dimiliki oleh berbagai jenis tanaman yang terdapat di kawasan hutan. Senyawa yang terkandung di berbagai jenis tanaman hutan dari mulai akar, batang, kulit, daun, bunga dan buah,semuanya mempunyai fungsi yang sangat baik.
Secara sadar, bahwa masyarakat sekitar hutan sebenarnya hutan memamfaatkan senyawa kimia yang terkantung dalam kawasan hutan seperti dipergunakan untuk obat-obatan alami, makanan, perwana alami, kertas, bioenergi, dan lain-lain.
Pemamfaatnyapun dilakukan secara tradisional dan turun temurun. Sejarah keberhasilan Negara China dalam memepertahankan negaranya setelah revolusi China dan menerapkan politik menutup diri negaranya dari pengaruh negara lain.
Masyarakat China dalam mempertahankan negaranya, salah satu yang dapat memepertahankan negaranya adalah dengan mengoftimalkan industri obat-obatan tradisionalya yang bersumber dari kawasan hutan yang mereka miliki.
Senyawa kimia yang terkandung berbagai jenis tumbuhan pohon seperti tanin,selulosa, semi selulosa, hemi selulosa glukosa, karbohidrad, protein, ekstraktif, dan turunanya dimana masing-masing mepunyai peran dan mendukung keberlanjutan kehidupan manusia.
Ada ribuan jenis pohon, perdu-perdu, rumput-rumputan, bunga-bunga yang memiliki kendungan senyawa kimia yang khas semua dimana bisa berfungsi sebagai bahan makanan, minuman, pewarna alami, allohol, obat-obatan, pembuatan kertas,plastik, bahan makanan, perekat, parfum,bioetanol,biopelet dan beraneka produk lainya.
Yanga paling penting juga senyawa pada tumbuhan , merupakan bagian terpenting dari komponen-komponen zat ekstraktif kayu dan kulit kayu yang terdiri dari sejumlah senyawa kimia, maka sejak semula ada perhatian yang mendalam dalam penggunaan senyawa tersebut, sebagai bahan penyamak, zat warna, bahan pewangi dan perbekalan laut ( Fengel dan Wegener, 653: 1995 ).
Momentum pengelolaan senyawa yang dimiliki berbagai jenis tanaman di kawasan hutan,sepertinya yang hampir terlewatkan karena hampir 70 persen kawasan hutan In donesia telah hilang yang berdampak pada hilangnya berbagai jenis senyawa kimia yang dikandungnya.
Secara ekonomis senyawa kimia yang dimiliki oleh tanaman hutan sangat tinggi nilainya,bahkan dalam satu kilo bisa ratusan juta. Contoh getah pohon gaharu yang telah mengeras hargannya sangat mahal bisa mencapai ratusan juta perkilonya.
Masih sangat banyak senyawa kimia yang terkandung tanaman hutan bernilai tinggi seperti selulosa yang dimamfaatkan berbagai jenis kertas yang digunakan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa hasil penelitian pemamfaatan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman hutan, namun, pemamfaatanya belum terdissiminasikan secara maksimal dan baik kepada publik, sehingga masyarakat kesulitan menjadikan produk tersebut lebih mamfaat bagi masyarakat.
Berkurangnya kawasan hutan sudah di pastikan akan menyebabkan hilangnya berbagai jenis kimia yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan hutan. Ini jelas, akan berdampak pada cara bertahan hidup manusia.
Di mana masyarakat dalam menggunakan obat-obatan dan beberapa campuran produk makan menggunakan senyawa kimia yang mengandung senyawa kimia cukup berbahaya bagi manusia.
Dampak mulai berkurang senyawa kimia bersumber pada alam berdampak pada pola kehidupan masyarakat mempertahankan hidupnya salah satunya adalah dalam menghadapi berbagai panyakit masyarakat banyak menggunakan senyawa buatan yang memiliki dampak sampingan cukup beberbahaya bagi kesehatan.
Untuk makanan, ada beberapa contoh seperti:makin berkurangnya Pohon resak, dimana kulit pohon resak digunakan sebagai pembeku gula merah kelapa. Saat ini sebagian masyarakat pembuat gula merah sudah menggunakan seyawa kimia berbahaya sebagai bahan pembeku air nira, yaitu senyawa sodium dan ini sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Pengawetan makanan seperti ikan,daging,sayur-mayur, dampak hilangnya tanaman hutan yang berfungsi sebagai pengawet, para diperdagangankan menggunakan pengawet buatan seperti formalin yang sangat berbahaya bagi yang mengkomsunsinya.
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki puluhan ribu tanaman hutan yang memiliki kandungan senyawa kimia. Dimana senyawa-senyawa kimia tersebut sangat bermamfaat dan dimamfaatka oleh masyarakat sejak dahulu kala.
Momentum penyelamatan dan pengolahan senyawa tanaman hutan masih sangat potensial walaupun degrasi dan deforestasi kawasan terus terjadi yang menyebabkan hilang berbagai macam tumbuhan hutan yang mengandung senyawa kimia yang baik bagi kehidupan manusia.
Namun, momentum itu belum terlewatkan, karena masih banyak peluang untuk mengembalikan senyawa kimia hutan agar lebih bermamfaat. Kawasan hutan yang masih tersisa perlu dilakukan berbagai penelitian untuk melakukan penyelamatan tanaman hutan yang sangat bermamfaat bagi kehidupan manusia.
Karena tanaman hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Perlu segera dilakukan beberapa hal dalam menyelamatkan tanaman hutan yang mempunyai senyawa kimia bernilai ekonomis medukung kehidupan manusia, pertama:identifikasi tanama senyawa kimia yang ekonomis, kedua;melakukan penanaman kebali, ketiga:melakukan penelitian, dan keempat: membangun industri baik sekala besar maupun sekala kecil.
Diperlukan inovasi yang sederhana agar pemamfaatan senyawa hutan dilakukan dengan baik dengan memgembangkan berbagai industri senyawa kimi yang bersumber dari tanaman kawasan hutan agar lebih bermaafaat bagi kehidupan masyarakat.
Kunci masa depan industri kimia yang berasal daari kayu diharapkan berupa pabrik multi-produk yang mampu memproduksi bahan kimia yang berhaga dengan beberapa proses yang meliputi etanol,furfular,khamir dan produk-produk sampingan lainya (Kazen 1978).
Berkembangnya teknologi dengan pesat, termasuk penggunaan teknologi nano dalam pemafaatan senyawa kimia yang bersumber dari kawasan hutan akan lebih sangat bermamfaat, bagi industri farmasi, makanan, kertas, kayu lapis, bioenergi, pewarna, dan makanan.
Kalimantan Barat sebagian masyarakat banyak tinggal disekitar kawasan hutan sudah saatnya memikirkan potensi-potensi senyawa kimia yang bersumber dari kawasan hutan secara tradisional turun-temurun digunakan masyarakat perlu ada sentuhan teknologi modern seperti penggunaan tanaman obat-obatan dan pewarna alami sehingga secara ekonomis akan lebih bermamfaat bagi masyarak dalam meningkatkan kehidupan masyarakat terutama masyarakat disekitar kawasan hutan.
*Penulis adalah Deman Huri S.Hut. Alumni Fahutan Untan Jurusan Teknologi Hasil Huta.(Tulisan di atas pernah diterbitkan di koran harian Tribun Pontianak)